This is default featured slide 1 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 2 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 3 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 4 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

This is default featured slide 5 title

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipisicing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam. blogger theme by Premiumblogtemplates.com

Minggu, 17 Januari 2016


Pada suatu hari yang begitu cerah, Raja Harun berbicara di depan rakyatnya.
"Setelah melaksanakan shalat Jumat besok, kalian jangan pulang terlebih dahulu karena saya akan membuat pengumuman yang sangat penting."

Rakyat yang hadir berbisik-bisik, kiranya pengumuman apa yang akan disampaikan oleh raja mereka. kemudian berlanjut pada keesokan harinya.

Setelah melaksanakan shalat Jumat , sang raja membacakan pengumuman yang telah dijanjikan.
"Tempat di sekitar masjid kita ini sangatlah ramai dan penuh sesak. Jadi, saya akan memindahkan masjid kita ini ke tempat yang lain. Bagi siapapun orangnya yang bisa memindahkan masjid ini, maka akan saya beri hadiah berupa sekarung emas."
Kelihatannya tak  ada seorang pun dari rakyatnya menyanggupi permintaan sang raja. Raja Harun mengulangi pengumuman tersebut beberapa kali kemudian memandangi rakyatnya satu per satu.

Terhentilah pandangan sang raja ketika tampak sosok yang tak asing lagi yaitu Abu Nawas. Kemudian raja menunjuk Abu Nawas sambil berkata,
"Abu Nawas, bagaimana denganmu?" tanya raja.

Abu Nawas terkejut juga, dan beliau menjawab,
"Saya akan memindahkan masjid ini, tapi saya mempunyai satu syarat, Baginda?"
"Apa itu, katakanlah wahai Abu Nawas, "jawab Baginda.
"Sebelumnya setelah shalat Jumat besok, Baginda mengadakan pesta jamuan untuk rakyat," jelas Abu Nawas.
"Baiklah kalau memang begitu syaratnya," jawab Baginda.

Semua yang hadir di situ terdiam seribu bahasa. Mereka heran sekali dengan kesanggupan yang dilontarkan oleh Abu Nawas. Mereka tak bisa membayangkan bagaimana Abu Nawas bisa  memindahkan masjid tersebut.

Pesta Rakyat yang Meriah


Akhirnya, hari Jumat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Setelah selesai melaksanakan shalat Jumat di masjid, mereka semua menyantap hidangan yang lezat-lezat yang telah disiapkan oleh raja.

Setelah pesta usai, raja pun mengingatkan Abu Nawas,
"Wahai Abu Nawas, kini saatnya engkau melaksanakan pekerjaanmu," ujar raja.

Tak lupa, Baginda berkata kepada rakyatnya,
"Kalian semua akan menyaksikan sesuatu yang sangat luar biasa pada hari ini. Abu Nawas akan memindahkan masjid kita ke tempat yang baru," ujar raja.

"Baik Baginda, masjid ini akan saya pikul di pundak saya," kata Abu Nawas.

Orang yang hadir terdiam, menanti apa yang akan dilakukan Abu Nawas. Abu Nawas kemudian maju ke depan orang-orang, kemudian berhenti, lalu membungkuk sambil menyingsingkan lengan baju serta celananya.

Abu Nawas meminta orang-orang agar mengangkat masjid untuk diletakkan di pundaknya agar Abu Nawas bisa memindahkan masjid ke tempat lain.

Orang yang hadir disitu terkejut dengan ucapan Abu Nawas tersebut. Mereka saling berpandangan satu sama lain tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.

"Wahai Tuan-Tuan, jumlah kalian sangatlah banyak, kira-kira sampai dua ratus orang dan kalian semua sudah makan, pasti kuat. Tolong bantu saya mengangkat masjid ini ke pundak saya, "ujar Abu Nawas.
"Wahai Abu,apa kamu gila, kami semua pasti tidak akan mampu mengangkatnya," ujar salah satu yang hadir.

Abu Nawas kemudian mengadu kepada raja,
"Baginda, bukan salahku tidak bisa memindahkan masjid. Orang-orang tidak mau membantu saya untuk mengangkat masjid ke pundak saya," kata Abu Nawas.

Raja pun tersenyum mendengar ucapan Abu Nawas. Namun raja memberikan acungan jempol atas cara yang digunakan Abu Nawas untuk berkelit.


BANYAK cara yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam untuk menghancurkan bahkan memusnahkan ajaran Islam dan umatnya dari muka bumi ini. Salah satu cara yang ditempuh oleh musuh-musuh Islam adalah dengan melemparkan tuduhan bahwa Islam identik dengan tindakan terorisme dan kekerasan (anarkisme).
Tuduhan-tuduhan semacam itu tampaknya tidak menargetkan pembusukan citra Islam semata, namun diharapkan juga untuk menimbulkan keraguan di kalangan kaum muslim akan kebenaran agamanya sendiri, sehingga sewaktu-waktu keyakinannya mudah goyah.
Situasi tersebut makin diperburuk oleh kenyataan bahwa sekarang ini umat Islam telah jauh dari Al-Quran dan As-Sunnah dengan sebenar-benarnya. Akibatnya, pengetahuan dan keyakinan umat Islam dalam mendalami ajarannya tergolong lemah. Sedangkan pada sisi lain, musuh-musuh Islam terus menerus menyebarkan fitnah bahwa seluruh kekerasan dan aksi terorisme yang mengatasnamakan Islam benar-benar bersumber dari ajaran Islam.
Mengidentikan Islam sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas kejadian-kejadian pemboman, Hal ini memunculkan pandangan bahwa setiap orang islam yang teguh memegang ajarannya dipastikan akan rela mati dalam suatu peristiwa pengeboman diyakini membawa kesyahidan pelakunya, karena dianggap sudah berjihad di jalan Allah.
Makna jihad bukanlah pengeboman ataupun pembantaian secara membabi buta. Perang merupakan jalan terakhir yang harus ditempuh, jika memang ada pihak yang sengaja menghalang-halangi  kebebasan kaum muslimin dalam menegakkan ajaran Tauhid.
Sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa menyakiti kafir zimmi (orang kafir yang hidup berdampingan secara damai dengan kaum muslim), maka sungguh ia sama saja telah menyakiti aku,” (HR Bukhari).
Sejak kelahirannya, Islam tidak menyetujui atau mengajarkan kekerasan dalam berdakwah. Lebih jauh, Islam mengajarkan umatnya untuk hidup damai berdampingan dengan penganut agama lain tanpa saling mengganggu satu sama lain.
Kesimpulannya, berjuang atas nama Islam dengan menebar teror bom bahkan sampai melakukan pembunuhan secara membabi buta, yang targertnya mungkin saja orang awam yang tidak tahu apa-apa, bahkan kaum muslim itu sendiri, jelas tidak sesuai dengan tuntunan ajaran Islam yang tercantum dalam Al-Quran maupun Hadis. Walaupun si pelaku merupakan orang Islam dan mengatasnamakan Islam terhadap aksi-aksi yang dilakukan.
Satu hal yang perlu diperhatikan saat ini adalah kemunduran umat Islam yang diakibatkan oleh ‘perang’ yang mungkin lebih hebat dari peperangan fisik, yakni peperangan dan pemikiran dan peperangan dalam penguasaan ekonomi.
Semoga Allah SWT memperlihatkan mana yang benar dan mana yang salah.

Popular Posts

Download

Recent Posts